Menurut drh Lily Gunawan CVA, pakar akupunktur hewan yang berbicara pada Seminar dan Workshop Dasar Akupunktur dan Terapi Emergensi, Sabtu (1/2), di Animal Center drh Nugroho Semarang, tidak semua kondisi hewan bisa diterapi secara akupunktur.
"Misalnya pada beberapa kasus seperti patah tulang. Itu tidak bisa diakupunktur. Harus diperbaiki dulu tulangnya. Kemudian pada kasus tulang bengkok, maka tulang harus dibetulkan dulu strukturnya," kata Lily Gunawan.
Kasus lain masih menurut Lily, akupunktur juga tidak bisa untuk distemper disease (penyakit viral pada anjing), untuk luka terbuka. Tidak bisa untuk hewan bunting atau tidak bisa untuk anjing tua yang lemah.
Akupunktur ini selaras dengan pengobatan barat. Karena akupunktur yang sudah dikembangkan di China sejak tiga ribu tahun lalu, ini sekarang telah menjadi terapi pendamping selain pengobatan medik. Pada hewan penarapannya terapi ini sama dengan manusia. Acupoint manusia ada 360 untuk hewan ada 156 acupoint. Akupunktur pertama kalinya digunakan pada kasus kuda. Masuk ke Indonesia dari Chi Institute yang dibawakan oleh drh Tatang Cahyono DVM pada awal 2000-an.
Seminar dan workshop yang diselenggarakan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Jateng I ini, diikuti oleh para dokter hewan dari berbagai kota seperti Jakarta, Denpasar, Kediri, Jogja, Bandung, Solo dan Semarang.
Sumber: https://www.suaramerdeka.com/semarang-raya/pr-04122906/tidak-semua-kondisi-hewan-bisa-diterapi-secara-akupunktur
Apabila telah mendaftar dan ingin mengetahui sampai dimana proses status pengajuan permohonan Anda